• WTI mencapai tertinggi baru tiga bulan di dekat $121 sebelumnya di sesi ini, tetapi sejak itu pullback ke $118-an.
• Harga minyak awalnya didorong pada hari Senin di tengah kenaikan harga minyak Saudi, pelonggaran lockdown Tiongkok dan setelah pertemuan OPEC+ minggu lalu.

Setelah pada satu titik hampir mencapai $121 per barel sebelumnya hari ini dan, dalam pelaksanaannya, setelah mencapai tertinggi baru tiga bulan, front-month WTI futures telah memudar dalam perdagangan baru-baru ini. WTI terakhir diperdagangkan di $118-an dan turun sekitar $1,50 di sesi ini, dengan dorongan dari berita akhir pekan ini soal Saudi yang menaikkan Harga Jual Resmi (OSP) mereka kepada pelanggan-pelanggan besar Asia kini telah memudar.

Tetapi WTI masih diperdagangkan lebih dari $7,0 lebih tinggi dibandingkan terendah minggu lalu setelah keputusan OPEC+ untuk meningkatkan laju kenaikan kuota output pada Juli dan Agustus menjadi 648 ribu barel per bulan dari 432 ribu. Keputusan itu gagal membebani harga secara permanen mengingat kuota output yang lebih besar tersebar merata di antara anggota OPEC+, banyak di antaranya tidak akan mampu secara substansial meningkatkan output dalam praktiknya (termasuk Rusia, yang terus menghadapi sanksi keras Barat).

JP Morgan mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Senin bahwa mereka hanya berpikir OPEC+ akan meningkatkan output bersih 160-170 ribu barel per hari pada bulan Juli dan Agustus, jauh di bawah target yang diumumkan oleh kartel. Lebih luas, ekspektasi pasar minyak mentah akan tetap sangat ketat akan membuat WTI didukung di atas $110 dan mendekati $120 untuk saat ini, terutama sehubungan dengan pengumuman lebih lanjut selama akhir pekan bahwa kota-kota besar Tiongkok akan terus membatalkan lockdown, dorongan permintaan di negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia.